Nyeri sendi adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat mempengaruhi siapa saja, baik yang muda maupun yang lebih tua. Sendi sendiri adalah bagian tubuh yang penting untuk pergerakan antar tulang. Ketika sendi mengalami rasa sakit, kegiatan sehari-hari bisa terganggu. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab nyeri sendi, gejala yang muncul, serta cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Nyeri sendi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab utama antara lain:
Cedera adalah penyebab umum dari nyeri sendi. Cedera ini bisa terjadi akibat aktivitas fisik yang berlebihan atau benturan keras yang menyebabkan kerusakan pada sendi. Sebagai contoh, cedera pada lutut seperti kerusakan ligamen (ACL) bisa terjadi pada atlet yang bermain sepak bola atau basket. Cedera ini bisa menyebabkan rasa sakit yang cukup hebat dan mengganggu aktivitas.
Beberapa jenis infeksi, seperti infeksi virus, dapat menyebabkan nyeri pada sendi. Virus hepatitis C (HCV) dan virus chikungunya adalah beberapa contoh infeksi yang sering dikaitkan dengan peradangan pada sendi. Infeksi- infeksi ini dapat menyerang beberapa sendi sekaligus, yang menyebabkan rasa nyeri pada seluruh tubuh.
Beberapa kondisi autoimun, seperti lupus, bisa menyebabkan nyeri sendi. Lupus adalah penyakit kronis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat, termasuk sendi. Pada lebih dari separuh penderita lupus, nyeri sendi menjadi gejala awal yang mereka alami.
Radang sendi atau arthritis adalah penyebab lain yang cukup umum dari nyeri sendi. Terdapat beberapa jenis arthritis, seperti osteoarthritis (OA) dan rheumatoid arthritis (RA), yang dapat menyebabkan nyeri kronis. OA sering terjadi karena penuaan atau cedera, sedangkan RA adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan di sendi-sendi tubuh.
Encok atau gout adalah jenis radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di sendi. Kristal ini menyebabkan rasa sakit yang hebat, terutama pada jempol kaki, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala nyeri sendi bisa bervariasi tergantung pada penyebabnya, namun beberapa gejala umum yang sering dialami meliputi:
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami nyeri sendi, di antaranya:
Pengobatan nyeri sendi bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi peradangan, dan meningkatkan fungsi sendi. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri sendi:
Dokter biasanya akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Selain itu, terapi fisik dan penggunaan alat bantu seperti penyangga sendi atau tongkat juga bisa membantu meringankan rasa sakit. Jika perlu, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur medis seperti injeksi kortikosteroid untuk meredakan nyeri sendi.
Latihan fisik yang tepat dapat membantu memperkuat otot-otot di sekitar sendi dan meningkatkan fleksibilitas. Aktivitas seperti berenang, berjalan, atau latihan aerobik dapat meningkatkan fungsi sendi dan mengurangi ketegangan pada sendi yang nyeri.
Penurunan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan pada sendi, terutama bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih. Selain itu, menghindari aktivitas yang bisa memperburuk kondisi sendi juga sangat penting. Mengatur pola makan yang sehat dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol juga dapat membantu mencegah nyeri sendi menjadi lebih parah.
Jika pengobatan konservatif tidak memberikan hasil yang memadai, pembedahan mungkin menjadi pilihan. Beberapa prosedur seperti artroskopi atau penggantian sendi bisa dilakukan untuk mengatasi kerusakan sendi yang parah. Pembedahan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi sendi dan mengurangi rasa sakit yang berkepanjangan.
Nyeri sendi adalah masalah kesehatan yang umum dialami oleh banyak orang, namun dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Mengetahui penyebab dan gejala nyeri sendi akan membantu Anda untuk mencari pengobatan yang sesuai. Jika rasa sakit mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang efektif.
Baca Juga: Penyakit Monkeypox pada Manusia: Gejala, Penularan, dan Pencegahan